Jumat, 14 April 2017

Translasi Mata Uang Asing


A.  Latar Belakang
Perusahaan yang beroperasi secara internsional menggunakan berbagai metode untuk menunjukkan asset, utang, pendapatan, dan beban dalam mata uang domestic yang dinyatakan dalam mata uang asing. Translasi mata uang asing tidaklah sama dengan konvers, yaitu traslasi mata uang secara fisik. Translasi mata uang asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter, sperti saat neraca menggunakan poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang dalam padanaannya dollar AS. Tidak terjadi translasi secara fisik, dan tidak ada trasnsaksi yang dapat dihitung seperti pada konversi. Perusahaan dengan kegiatan operasional luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada para pembaca informasi mengenai oparasional perusahaan secara global. Untuk dapat memenuhui hal tersebut, laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan yang dihitung dengan mata uang asing dilaporkan lagi terhadap mata uang yang digunakan laporan induk perusahaan. Proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi mata uang asing ( translation ) Translasi adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang asing lainnya untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada para pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global.

B.  Pembahasan
1.      Pengertian Translasi Mata Uang Asing
            Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1.    mencatat transaksi mata uang asing;
2.    memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3.    berkomunikasi dengan peminat saham asing.

Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.
  1. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi               antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
  2. Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang.  Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward.
  3. Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.

Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik yaitu:
1.      Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
2.      Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
3.      Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.

2.      Keuntungan Dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing, yaitu:
1.    Penangguhan
2.    Penangguhan dan Amortisasi
3.    Penangguhan Sebagian
4.    Tidak Ada Penangguhan

3.      Metodologi Translasi Mata Uang Asing :
a.       Metode Nilai Tukar Tunggal
Kurs terkini atau kurs penutupan untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan  dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Berdasarkan metode kurs kini, laporan konsolidasi tetap mempertahankan hubungan laporan keuangan perusahaan secara individu pada awalnya (seperti rasio keuangan) pada saat seluruh pos-pos laporan keuangan dalam mata uang asing ditranslasikan dengan menggunakan  satu kurs tunggal.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi lokal. Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan pernah direalisasi penuh.
b.      Metode Nilai Tukar Ganda
1.      Metode Current-Noncurrent
Metode ini merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan metode ini, semua asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar (noncurrent),seperti biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena itu, cabang perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai positif dalam mata uang local akan meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat devaluasi dengan metode current/non current. Sebaliknya bila modal kerja ternyata negative dinilai dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan (translation gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut.
Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi risiko nilai tukar. Hal ini tentu tidak tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka panjang berdasarkan kurs histories mengalihkan pengaruh mata uang yang berfluktuasi kedalam tahun penyelesaian.
2.      Metode Moneter-Nonmoneter
Asset moneter (terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang) dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang, asset tetap, dan investasi jangka panjang, dikonversi pada kurs histories.
Pos-pos dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi histories.
3.      Metode Kurs Sementara
Translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang niai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi (harga historis). Namun demikian, beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.
Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos pendapatan dan beban ditranslasikan sebesar kurs yang terjadi pada saat transaksi berlangsung. Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang sama dengan metode moneter nonmoneter karena sengaja mengabaikan inflasi local, metode ini memiliki keterbatasan dengan metode translasi lain.Akuntansi biaya historis juga mengabaikan inflasi.

4.    Perkembangan Akuntansi Translasi pada Translasi Mata Uang Asing
-     Praktik akuntansi translasi telah berkembanga dari waktu ke waktu sebagai jawaban atas kompleksitas operasi multinasional yang meningkat dan perubahan sistem moneter internasional. Untuk memberikan beberapa sudut pandang sejarah terhadap status akuntansi translasi yang ada sekarang, berikut ini narasi singkat mengenai inisiatif pelaporan keuangan di Amerika Serikat yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.
-     Sebelum 1965
     Accounting Research Bulletin (ARB) NO. 4 kemudian diperbaharui dengan ARB NO. 43 mendorong penggunaan metode kini-non kini. Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan kedalam laba. Keuntungan atau kerugian transaksi bersih disaling hapuskan selama periode berjalan. Sedangkan untuk kerugian transaksi bersih ditangguhkan dalam penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa mendatang.
-       1965 – 1975
Bab 12 ARB No 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-non kini dalam keadaan tertentu. Persediaan dapat ditranslasikaan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Setiap perbedaan akuntansi yang disebabkan oleh penyajian ulang utang diberlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
-       1975 – 1981
FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975, mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai tukar. Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat  ebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan.
-       1981 – hingga kini
FASB mempertimbangkan kembali FAS no 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial AccountingStandars No.52 pada tahun 1981.

5.    Praktik-Praktik Translasi Mata Uang Asing Diberbagai Negara
Translasi mata uang asing telah diterapkan diberbagai negara seperti :
a.       Inggris    : laporan keuangan harus disesuaikan terlebih dahulu pada level harga saat itu lalu ditranslasikan menggunakan kurs saat ini.
b.      Jepang    : kurs saat ini pada semua kondisi dengan penyesuaian translasi mata uang asing yang diperlihatkan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
c.       Amerika serikat    : metode kurs sementara.

6.    Transaksi Mata Uang Asing
Faktor Ekonomi
Mata Uang Lokal sebagai Mata Uang Fungsional
Mata Uang Induk Perusahaan sebagai Mata Uang Fungsional
Arus Kas
Menggunakan mata uang local dan tidak berpengaruh terhadap arus kas
Berpengaruh secara langsung terhadap arus kas dan dikembalikan ke induk perusahaan
Harga Jual
Sangat tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar dan diatur oleh kompetisi local
Responsif terhadap perubahan nilai tukar dan dilakukan oleh kompetisi internasional
Harga Pasar
Kebanyakan pada negara adidaya dan menggunakan mata uang local
Kebanyakan pada negara induk dan menggunakan mata uang negara induk
Anggaran Biaya
Sering terjadi pada daerah local
Sangat berkaitan dengan faktor produktif yang diberikan dari induk perusahaan
Keuangan
Menggunakan mata uang local dan dilayani oleh operasional local
Diberikan oleh induk perusahaan atau bergantung pada induk perusahaan agar memenuhi kewajiban jangka panjang
Internal Perusahaan
Jarang, tidak ekstensif
Sering kali dan transaksi yang ekstensif
Kriteria Mata Uang Fungsional

KESIMPULAN
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Metodologi dalam translasi mata uang asing yaitu :
1.      Metode Nilai Tukar Tunggal
2.      Metode Nilai Tukar Ganda
3.      Metode Current-Noncurrent
4.      Metode Moneter-Nonmoneter
5.      Metode Kurs Sementara
Translasi mata uang asing terus berkembang di berbagai negara serta telah banyak praktik-praktik translasi mata uang asing di berbagai belahan dunia seperti di Jepang, Amerika, Inggris dan lainnya yang secara teori merupakan transaksi yang kompleks.

Sabtu, 01 April 2017

Akuntansi Komparatif negara Prancis dan Italia



MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL
Akuntansi Komparatif Negara Prancis dan Italia
Siti Sharah Mardiutami (28213587)
4EB03 
Related image




FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2017





BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam kemampuannya untuk diterapkan dari satu kondisi nasional ke kondisi lainnya sementara dipihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan terus-menerus dalam bidang teori dan praktek di seluruh dunia.

Seiring dengan kekuatan ekonomi Amerika Serikat yang tumbuh selama paruh pertama abad ke-20, kerumitan masalah-masalah akuntansi muncul secara bersamaan pula. Sekolah-sekolah bisnis membantu perkembangan tersebut dengan meneruskan bidang-bidang masalah dan pada akhirnya mengakuinya sebagai suatu disiplin ilmu akademik sendiri pada berbagai sekolah tinggi dan universitas. Setelah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi semakin terasa dengan sendirinya pada Dunia Barat, khususnya di Jerman dan Jepang. 

            Pada tingkatan yang agak kurang, faktor yang sama juga dapat dilihat secara langsung di Negara-negara seperti Brasil, Israel, Meksiko, Philipina, Swedia dan Taiwan. Berkebalikan dengan sifat warisan akuntansi yang internasional tersebut adalah bahwa di banyak Negara, akuntansi tetap merupakan masalah nasional, dengan standar dan praktik nasional yang melekat sangat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional. Hanya terdapat sedikit pemahaman atas ketentuan yang sejenis dengan Negara lain. Namun demikian, akuntansi melayani manusia dan organisasi yang lingkup keputusannya semakin internasional. Mengatasi paradoks sejarah akuntansi ini telah lama menjadi perhatian baik bagi para pengguna maupun penyusun informasi akuntansi.

            Dalam tahun-tahun terakhir, usaha-usaha institusi untuk mempersempit perbedaan dalam pengukuran, pengungkapan dan proses auditing di seluruh dunia semakin intensif dilakukan. Apabila usaha-usaha mengurangi perbedaan akuntansi internasional merupakan sesuatu yang penting di satu sisi, sekarang ini terdapat sejumlah faktor tambahan yang turut menambah pentingnya mempelajari akuntansi internasional. Faktor-faktor ini tumbuh dari pengurangan yang signifikan dan terus-menerus hambatan perdagangan dan pengendalian modal secara nasional yang terjadi bersamaan dengan kemajuan dalam teknologi informasi. Pengendalian nasional terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing langsung, dan transaksi terkait telah diliberalisasikan secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mengurangi hambatan-hambatan terhadap bisnis internasional. Kemajuan dalam teknologi informasi juga menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi produksi dan distribusi. Produksi yang terintegrasi secara vertical tidak lagi menjadi bukti model operasi yang efisien. Hubungan informasi, secara global dan seketika memberi makna bahwa produksi semakin dialihkontrakkan kepada siapa saja dengan ukuran apa pun dimana saja di dunia yang memiliki kemampuan terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan atau suatu bagian dari pekerjaan tersebut. Hubungan wajar timbale-balik yang menjadi karakter hubunngan perusahaan dengan pemasok, perantara dengan pelanggan mereka digantikan dengan hubungan kerja sama global dengan pemasok, pemasok dari pemasok, perantara, pelanggan, dan pelanggan dari pelanggan. 

1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Apa pengertian Akuntansi Komparatif dan bagaimana pengamatan tentang standar dan praktik akuntansi?
  2. Bagaimana sistem akuntansi di negara Prancis?
  3. Bagaimana sistem akuntansi di negara Italia?

1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Agar dapat memahami akuntansi komparatif, standar dan praktik akuntansi.
  2. Agar dapat memahami sistem akuntansi di negara Prancis.
  3. Agar dapat memahami sistem akuntansi di negara Italia.

1.4. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya, khususnya dalam memberikan informasi mengenai akuntansi komparatif di negara Prancis dan Italia.



BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Akuntansi Komparatif
            Akuntansi komparatif adalah akuntansi untuk transaksi internasional. Menurut Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, perbandingan prinsip-prinsip akuntansi dinegara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia.

            Akuntansi internasional menjadi semakin penting dengan banyaknya perusahaan multinasional yang beroperasi diberbagai Negara dibidang produksi, pengembangan produk, pemasaran, dan distribusi. Disamping itu pasar modal juga tumbuh pesat yang ditunjang dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi sehingga memungkinkan transaksi dipasar modal internasional berlangsung secara real time basis.

Standar Akuntansi
            Standar akuntansi merupakan regulasi atau aturan yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Sedangkan proses penyusunan atau formulasi standar akuntansi disebut dengan penetapan standar. Ada beberapa alasan mengapa standar akuntansi diperlukan, antara lain:
1.      Dikebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan ketentuan akuntansi cenderung lemah dan tidak efektif.
2.      Perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan secara suka rela.
3.      Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukanya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasilnya.
4.      Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi.

            Penetapan standar akuntansi ini umumnya melibatkan gabungan kelompok sektor swasta dan publik yang terdiri dari profesi akuntansi dan kelompok lain yang dipengaruhi oleh proses pelaporan keuangan seperti pengguna dan penyusun laporan keuangan dan para karyawan. Peranan dan pengaruh kelompok-kelompok ini dalam penetapan standar akuntansi berbeda dari satu negara ke negara lain.
Aturan-Aturan Akuntansi
Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11) menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
-    Sistem hukum
-    Sumber pendanaan
-    Sistem perpajakan
-    Profesi akuntan
-    Teori Akuntansi
-    Accidents of History

Klasifikasi Akuntansi Internasional dapat dilakukan dalam dua Cara, yaitu:
a.         Dengan pertimbangan
Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman.
b.         Secara empiris
Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan data prinsip dan praktek akuntansi seluruh dunia.

Prancis
            Prancis merupakan pendukung utama penyeragaman akuntansi nasional di dunia. Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptable General (kode akuntansi nasional) resmi yang pertama pada bulan September 1947.

Plan Comptable General berisi:
1.      Tujuan dan prinsip akuntansi serta pelaporan keuangan.
2.      Definisi aktiva, kewajiban, ekuita pemegang saham, pendapatan dan beban.
3.      Aturan pengakuan dan penilaian.
4.      Daftar akun standar, ketentuan mengenai penggunaannya, dan ketentuan tata buku lainnya.
5.      Contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya.

            Dasar utama yang menjadi aturan akuntansi di Prancis adalah Hukum Akuntansi 1983 dan Dekrit Akuntansi 1983, yang membuat Plan Comptable General yang wajib digunakan oleh seluruh perusahaan. Ciri khusus akuntansi di Prancis adalah terdapatnya dikotomi antara laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dengan laporan keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasika. Meskipun akun – akun perusahaan secara tersendiri harus memenuhi ketentuan peraturan wajib, hukum memperbolehkan perusahaan Prancis untuk mengikuti Standar Pelaporan Keuangan Internasional, bahkan prinsip akuntansi yang diterima umum di AS yaitu GAAP dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi. Alasan utama untuk fleksibilitas ini adalah ketika Direktif ketujuh UE diberlakukan pada tahun 1986, banyak perusahaan multinasional Prancis yang telah menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan prinsip Anglo Saxon untuk keperluan pencatatan saham di luar negeri.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Di Prancis terdapat lima organisasi yang terlibat dalam proses penetapan standar yaitu:
1.      Counseil National de la Comptabilite atau CNC (Badan Akuntansi Nasional)
2.      Comita de la Reglementation Comptable atau CRC (Komite Regulasi Akuntansi)
3.      Autorite des Marches Financiers atau AMF (Otoritas Pasar Keuangan)
4.      Orde des Expert – Comptables atau OEC (Ikatan Akuntan Publik)
5.      Compagnie Nationale des Commisaires aux Comptes atau CNCC (Ikatan Auditor Kepatuhan Nasional)

Pelaporan Keuangan
Perusahaan Prancis harus melaporkan berikut ini:
1.      Neraca
2.      Laporan Laba Rugi
3.      Catatan atas Laporan Keuangan
4.      Laporan Direktur dan Laporan Auditor
Patokan Akuntansi
1.      Aset-aset berwujud biasanya dihitung berdasarkan nilai perolehan.
2.      Depresiasi dilakukan menurut ketentuan pajak, biasanya dengan metode garis garis lurus atau saldo menurun.
3.      Persediaan dinilai berdasarkan nilai terendah (FIFO) atau rata-rata tertimbang.
4.      Biaya riset dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya (akrual basis)
5.      Aset-aset yang dipinjamkan tidak dikapitalisasi, dan biaya sewa dibebankan.
6.      Utang untuk kepentingan pasca-pekerjaan tidak harus diakui dan pinjaman keuangan tidak perlu dikapitalisasi.
7.      Pajak-pajak yang ditangguhkan dihitung menggunakan metode kewajiban, dan dipotong ketika pembalikan perbedaan waktu bisa diperkirakan.
8.      Goodwill biasanya dikapitalisasi dan diamortisasi ke dalam pendapatan.
           
            Laporan keuangan seluruh perusahaan perseroan dan perusahaan dengan kewajiban terbatas lainnya yang melebihi ukuran tertentu harus diaudit. Untuk memberikan gambaran yang sebenarnya dan sewajarnya, laporan keuangan harus disusun sesuai dengan peraturan dan dengan niat baik. Ciri utama pelaporan di Prancis adalah ketentuan mengenai pengungkapan catatan kaki yang ekstensif dan detail, yang meliputi hal – hal berikut:
1.      Penjelasan mengenai aturan pengukuran yang diberlakukan
2.      Perlakuan akuntansi untuk pos – pos dalam mata uang asing
3.      Laporan perubahan aktiva tetap dan depresiasi
4.      Detail provisi
5.      Detail revaluasi yang dilakukan
6.      Analisis piutang dan utang sesuai masa jatuh tempo
7.      Daftar anak perusahaan dan kepemilikan saham
8.      Jumlah komitmen pension dan imbalan pascakerja lainnya
9.      Detail pengaruh pajak terhadap laporan keuangan
10.  Rata – rata jumlah karyawan sesuai golongan
11.  Analisis pendapatan menurut aktivitas dan geografis

Pengukuran Akuntansi
            Akuntansi di Prancis memiliki karakteristik ganda yaitu perusahaan tersendiri harus mematuhi peraturan yang tetap, sedangkan kelompok usaha konsolidasi memiliki fleksibilitas lebih besar. Akuntansi untuk perusahaan individual merupakan dasar hukum untuk membagikan dividen dan menghitung pendapatan kena pajak.
1.      Penilaian aktiva berdasarkan biaya historis.
2.      Aktiva tetap didepresiasikan menurut provisi pajak dengan menggunakan dasar garis lurus atau saldo berganda.
3.      Persediaan dinilai sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya atau nilai realisasi dengan menggunakan metode FIFO atau metode rata – rata tertimbang.
4.      Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya, namun dapat dikapitalisasikan dalam keadaan tertentu.
5.      Aktiva yang disewagunausahakan tidak dikapitalisasi dan beban sewa yang dibayar langsung dibebankan.
6.      Imbalan pension dan pascakerja lain pada umumnya dibebankan pada saat dibayarkan dan komitmen masa depan jarang diakui sebagai kewajiban. kebanyakan resiko dan ketidakpastian lainnya dapat dicadangkan.

            Dengan beberapa pengecualian,laporan keuangan konsolidasi Prancis mengikuti pendekatan penyajian wajar berupa pelaporan substansi mengungguli bentuk. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan metode kewajiban dan didiskontokan apabila penyelesaian perbedaan temporer dapat distimasikan.

Italia
Itali merupakan salah satu negara yang menjadi tempat  bersejarah dalam perkembangan akuntansi dunia. Walaupun Itali merupakan tempat asal akuntansi, namun perkembangan akuntansi itali saat ini  telah dipengaruhi oleh beberapa negara eropa maupun negara amerika. Standar akuntansi itali yang digunakan oleh setiap perusahaan disana adalah IFRS (Internastional Financial Report Standart) dan GAAP (General Accepted Accounting Principle).

EU (european union) adalah lembaga yang didirikan untuk mencapai integrasi pasar keuangan. Sejak tahun 2002 sampai Uni Eropa mengatur seluruh perusahaan-perusahaan eropa termaksud pasar modal, bank dan perusahaan-perusahaan asuransi  untuk menggunakan IFRS, hal ini dilakukan agar pertukaran informasi antar negara di eropa lebih mudah dilaksanakan. Italia adalah anggota Uni Eropa, konsekuensinya Italia juga harus mengikuti apa yang diatur oleh Uni Eropa.  

Sedangkan GAAP (General Accepted Accounting Principle) diizinkan untuk  digunakan oleh perusahaan-perusahaan Itali, tapi hanya untuk sebatas ruang lingkup Itali. GAAP tidak bisa digunakan jika suatu perusahaan memiliki hubungan bisnis atau hubungan konsolidasi dengan perusahaan diluar Itali.

Regulator domestik Itali dalam mengawasi penggunaan standar akuntansi di setiap laporan keuangan perusahaan , yaitu  :
  1. Banca d’italia , merupakan  bank sentral Itali yang mengatur seluruh kegiatan ekonomi di Itali, selain itu juga menjadi bagian dari European System of Central Banks.
  2. CONSOB (Commissione Nazioale per le Sociate e la Borsa) or Italian Securities and Exchange Commision adlah lembaga berwenang yang bertanggungjawab untuk mengatur peredaran saham di Itali. CONSOB juga memeriksa setiap laporan keuangan perusahaan yang akan masuk dalam pasar modal.

Menurut Banca d’Italia adapun struktur laporan keuangan yang harus dilaporkan oleh setiap perusahaan setiap tahun yaitu :
  1. Laporan Rugi-laba, disertai dengan kerugian maupun keuntungan yang belum direalisasikan.
  2. Neraca.
  3. Laporan arus kas.
  4. Laporan kebijakan akuntansi yang digunakan.
  5. Informasi aktiva bersih perusahaan selama 3 tahun.

8 faktor yang mempengaruhi perkembangan internasional negara Italia, yaitu:

1.       Sumber pendanaan
Pemerintah itali sangat intensif dalam mendorong kegiatan investasi atau pendanaan dalam setiap bisnis legal yang ada di negaranya. Berbagai program pendanaan pun disusun untuk memperluas dan menguatkan perekonomian Itali. Ada 3 sumber pendanaan Itali yaitu berasal dari negara eropa lainnya, pemerintah, dan pihak lainnya. Usaha penyediaan dana selain dilakukan oleh Pemerintah Itali, tetapi usaha ini juga didorong oleh European Union atau Uni Eropa untuk meningkatkan dan  menguatkan perkembangan ekonomi, kompetisi dan mendukung usaha kecil dan medium di Itali.  Oleh karena itu Pemerintah Itali menawarkan beberapa program pendanaanuntuk membantu dan mendorong pengembangan usaha atau proyek, yaitu :
a.       Contratto di Programma,  program pemerintah Itali dengan memberikan total pendanaan sebesar 40 juta euro. pendanaan ini hanya berlaku jika adanya kerjasama antar wilayah negara atau provinsi dalam membangun proyek yang besar.
b.      Localisation Agreements, program Kementrian perencanaan ekonomi Italia (comitato interministeriale per la programmazione economica), dimana menawarkan pendanaan yang berasal dari luar negeri.
c.       The National Programme for Research and Competitiveness, Program pendanaan dalam mendukung penelitian, inovasi, dan pengembangan bisnis khusus untuk daerah yang masih dalam pengembangan. Pendanaan ini diberikan langsung oleh Uni Eropa.

Tujuan dari kegiatan pendanaan yang diberlakukan oleh pemerintah Itali yaitu :
a.       Memenuhi pinjaman usaha kecil, menengah, dan besar untuk meningkatkan modal kerja.
b.      Menigkatkan industri Jasa, perdagangan, dan pariwisata
c.       Memajukan dan menguatkan ekonomi sektor bisnis lokal

Dengan adanya berbagai sumber pendanaan yang ditawarkan oleh pemerintah Itali, tentu sangat mempengaruhi proses pelaporan akuntansi yaitu setiap entitas yang terlibat dalam proses pendanaan, diwajibkan oleh pemerintah Itali untuk mempublikasikan laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdiri dari laporan direktur dan laporan auditor, hal ini dilakukan agar para pemberi dana bisa mengambil keputusan berdasarkan informasi keuangan dan ekonomi usaha yang terkandung di dalam laporan keuangan.

2.       Sistem hukum
Italy merupakan negara yang menganut civil law. Civil Law merupakan sistem huku yang tertua dan paling berpengaruh di dunia yang berasal dari tradisi Roman-Germania. Ketika Itali telah mempunyai pemerintahan sendiri, Itali memutuskan untuk menggunakan hukum romawi atau civil law sebagai dasar dari hukum nasional. Civil law di Itali dibagi di dalam bidang hukum publik dan bidang hukum privat. Civil law sendiri mempengaruhi akuntansi di Itali, dimana seluruh bisnis di Itali harus menyesuaikan prosedur otorisasi, pencatatan akun-akun, maupun distribusi lpaoran keuangan harus berdasarkan Italian Civil law. beberapa contoh Italian civil code yang mengatur mengenai prosedur laporan kuangan yaitu :
a.       Italian civil code  No. 2423
Annual financial statement shall include balance sheet, profit and loss account, notes to the financial statement.”
menetapkan bahwa  komponen Laporan keuangan yang harus dilaporkan perusahaan yaitu Neraca, Laporan rugi dan laba, Catatan atas Laporan keuangan
b.       Italian civil Code No. 2428
“The annual director’s report, must provide information and a true and fair.”
menetapkan bahwa perusahaan harus menyediakan informasi yang terpercaya dan adil, oleh karena itu laporan keuangan harus diadit oleh pihak eksternal sebelum dipublikasi.

3.       Perpajakan
Pemerintah Italia menurunkan pajak bagi mereka yang berpenghasilan rendah untuk memperbaiki kondisi perekonomian negara sehingga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga dan permintaan domestik. Pengurangan pajak ini akan membantu sekitar 10 juta wajib pajak. Pemerintah akan mengurangi pajak sekitar EUR 80 per bulan, yang akan diterapkan mulai bulan Mei, bagi orang-orang berpenghasilan kurang darI EUR 26.000 per tahun. Selain itu Pemerintah juga akan mengurangi pajak bisnis tahun ini yang diperkirakan sekitar EUR 6.9 milyar untuk meringankan beban keuangan publik. Hal ini dilakukan pemerintah atas tekanan besar dari negara-negara Uni Eropa untuk membuat deficit anggaran sampai 3 persen dari PDB. Pemerintah Italia memperkirakan ekonomi akan tumbuh 0.8 persen tahun ini.

4.       Ikatan politik dan ekonomi
Sistem pencatatan berpasangan (double-entry) yang berawal di Italia pada tahun 1400-an dan menyebar di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan (renaissance) lainnya. Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi itali  di seluruh wilayah kekuasaannya, pendukung Jerman saat PD II menyebabkan Perancis menerapkan Plan Comptable. Amerika Serikat memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya AS di Jepang setelah PD II. Banyak negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan di tempat lain, entah karena dipaksa (seperti India) atau karena pilihan sendiri (seperti negara-negara Eropa Timur).

5.       Inflasi
Inflasi merupakan gejala ekonomi yang tumbuh dan berkembang dalam perekonoian dunia, yang dapat melemahkan perekonomian secara umum. Inflasi, dapat menimbulkan masalah dalam bidang akuntansi. Penyajian informasi keuangan yang dilaporkan oleh akuntansi yang didasarkan pada biaya historis menjadi tidak relevan, sebab keyataan perekonomian suatu negara senantiasa dipengaruhi oleh gejolak inflasi.
Itali merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun. Awal Januari tahun 2014 inflasi di Italia tidak masuk zona bahaya. Namun Itali masih harus berjuang keluar dari resesi. Tingkat Inflasi di Italia pada Desember 2013 relatif berkurang. Laporan tahunan Italian EU mengatakan adanya penurunan HICP (Harmonised Consumer Price Inflation) di tahun 2013 dari 0,7 persen menjadi 0.6 persen pada November. Penurunan sedikit meleset dari perkiraan survey para analisis dari Reuters. Menurut laporan badan statistic (ISTAT) selama 2013, tingkat inflasi menurun menjadi 1,3 persen disbanding tahunn 2012 yang mencapai 3,3 persen. Secara garis besar, sepanjang 2013, Italia mengalami kelesuan di hampir semua bidang ekonomi.
Masalah inflasi yang terjadi di Itali tentu mempengaruhi penggunaan akuntansi inflasi pada Itali. Hal ini terbukti dengan bergabungnya Itali dengan “Organisation for Economic Co-Operation and Development” atau OECD selain memiliki tujuan untuk meningkatkan hubungan perekonomian antar anggota, tetapi juga menetapkan sistem akuntansi yang digunakan pada saat inflasi terjadi pada anggota-anggota OECD.

6.        Tingkat perkembangan ekonomi
Perekonomian Itali memiliki 4,4 juta perusahaan yang beroperasi diberbagai industri. Jenis industri yang paling mendominasi di Itali adalah small and medium-sized enterprises (SMEs) / Usaha menengah kebawah, sedangkan sekitar 3.400 perusahaan berukuran besar (large companies). Sektor jasa menjadi kontribusi terbesar untuk perekonomian Itali, sektor ini menghasilkan kontribusi terbesar pada GDP yaitu sebesar 73% , diantaranya seperti Parawisata, Jasa keuangan, dll.
Dari segi ekonomi, Italia juga mengandalkan pertanian yang paling terindustrialisasi dan negara terkemuka dalam hal perdagangan internasional. Negara ini dikenal baik atas sector ekonomi bisnis yang inovatif dan berpengaruh, atas sektor pertanian yang berkerakter industrial dan berdaya saing (Italia adalah penghasil anggur terbesar di dunia), dan atas desain busana, peralatan, industry, otomotif bermutu dan kreatif.
Berbagai jenis ukuran perusahaan di Itali mempengaruhi penggunaan akuntansi dalam kegiatan operasional perusahaan. Usaha Menengah kebawah dan Usaha kecil di Itali tidak diharuskan untuk menggunakan pelaporan keuangan sesuai IFRS/GAAP, tetapi penyusunan dan pelaporan keuangan sesuai IFRS amupun GAAP diwajibkan kepada perusahaan besar (large companies ) kepada publik.

7.       Tingkat pendidikan
Pendidikan umum di Italia wajib dan gratis dari usia 6 sampai 14 tahun, dan memiliki tahap utama lima tahun dan tahap kedua delapan tahun. sekolahnya dibagi menjadi 2 jenis, yaitu yang pertama Kelas Sekolah Menengah Pertama (Sekolah Menengah) dan kedua adalah Kelas Sekolah Sekunder (Sekolah Tinggi). Italia memiliki standar pendidikan umum yang tinggi, karena ada pengaruh dari Ingris dan Jerman, maka Italia memiliki sistem Pendidikan Umum dan Swasta.
Italia menjadi tuan rumah beragam luas universitas, perguruan tinggi dan akademi. Milan Bocconi University, memiliki peringkat 20 antar sekolah bisnis terbaik di dunia oleh The Wall Street Journal  International Ranking, terutama pada bidang Master of Business Administration, yang pada tahun 2007 mendapat peringkat ke 17 di dunia dalam hal lulusan preferensi perekrutan oleh perusahaan multinasional besar. Juga, Forbes menempatkan Bocconi di peringkat 1 di seluruh dunia dalam kategori spesifik Value for Money. Pada bulan Mei, Bocconi menyelip beberapa tradisional top sekolah bisnis global di peringkat oleh Financial Times peringkat eksekutif dan edukasi, mencapai ranking ke-5 di Eropa dan ke-15 di dunia.
Pada tahun 2009 sebuah penelitian Italia mendapat peringkat sebagai yang terbaik di Italia (atas indicator seperti produksi ilmiah, daya tarik mahasiswa asing, dan lain-lain), Sapienza University of Rome dan University of Milan yang melakukan penelitian dan kegiatan pengajaran telah dikembangkan selama bertahun-tahun dan telah menerima pengakuan internasional yang penting.
Pemerintah Itali sangat begitu mendukung berbagai jenjang pendidikan di Itali, dengan adanya  dukungan pemerintah terhadap pendidikan. hal ini membawa dampak kepada perkembangan akuntansi, misalnya yaitu pemerintah selalu mengadakan sekolah khusus dalam bidang akuntansi, seminar atau konferensi akuntansi  yang disponsori oleh organisasi-organisasi akuntansi dunia.

8.       Budaya
Italia tidak berwujud sebagai negara tunggal sampai penyatuan negara ini pada tahun 1861. Oleh karena itu penyatuan yang cukup baru ini, dan otonomi historis tiap-tiap region yang membentuk Semenanjung Italia, ada banyak tradisi dan adat yang kini diakui sebagai milik Italia dengan jelas dapat dikenali berdasarkan region asal. Meskipun adanya perbedaan politik dan social di region-region ini, sumbangsih Italia bagi warisan budaya dan sejarah Eropa dan dunia masih saja besar. Italia adalah rumah bagi sejumlah besar Situs Warisan Dunia UNESCO (saat ini 47 buah), dan kaya akan perbendaharaan seni, budaya, dan sastra dari banyak periode yang berbeda. Negara ini mempengaruhi banyak budaya dunia, juga karena ada banyak orang Italia yang beremigrasi ke tempat lain pada masa Diaspora Italia. Selain itu, negara ini memiliki kira-kira 100.000 monumen dalam banyak rupa (museum, istana, bangunan, arca, gereja, galleria seni, vila, air mancur, gedung-gedung bersejarah dan peniggalan arkeologis).

















BAB III
KESIMPULAN

           Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa negara Prancis dan Italia memiliki komponen utama dalam laporan keuangan terdiri dari Laporan Rugi-laba, Neraca, Laporan arus kas, Laporan kebijakan akuntansi yang digunakan, dan Informasi aktiva bersih perusahaan meskipun dibeberapa negara terdapat perbedaan metode pencatatan.
                 Di Negara-negara hukum kode, sektor publik lebih berpengaruh dan profesi akuntansi cenderung untuk lebih diatur oleh Negara. Hal ini yang menyebabkan mengapa standar akuntansi berbeda-beda diseluruh dunia.


SARAN

            Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang terkait agar dapat menggunakan akuntansi sebagaimana mestinya. Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar tidak melupakan serta dapat mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA